Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Hari kedua Iran dan israel sepakat untuk menghentikan serangan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei tampil di televisi menyampaikan pesan terbarunya pada Kamis (26/6). Melalui pesannya tersebut, pemimpin Iran ini memberikan tanggapan atas peristiwa terkini. Berikut adalah teks lengkap dari pesan yang disampaikan:
Bismillahirrahmanirrahim
Saya menyampaikan salam terbaik kepada bangsa Iran yang mulia dan besar.
Pertama-tama, saya menghormati kenangan akan syuhada mulia dari berbagai peristiwa baru-baru ini; para jenderal dan ilmuwan yang syahid dan mulia yang benar-benar mengabdi bagi Republik Islam dan hari ini, di hadirat Allah, mereka akan menerima pahala atas jasa-jasa besar mereka, Insya Allah.
Saya merasa perlu untuk mengucapkan selamat kepada bangsa besar Iran. Saya ingin menyampaikan beberapa ucapan selamat kepada bangsa ini:
Salah satunya adalah ucapan selamat atas kemenangan terhadap rezim palsu Zionis. Rezim Zionis, dengan semua kegaduhan, dengan semua klaim, hampir runtuh dan hancur di bawah serangan Republik Islam. Bayangan bahwa serangan seperti itu dari Republik Islam bakal menimpa rezim itu tidak terlintas dalam benak dan imajinasi mereka, dan itu terjadi. Kita bersyukur kepada Allah karena telah membantu angkatan bersenjata kita, sehingga dapat melewati pertahanan berlapis-lapis mereka yang canggih dan menekan banyak wilayah perkotaan dan militer dengan rudal dan meratakannya dengan tanah lewat serangan kuat dari senjata canggih angkatan bersenjata kita! Ini adalah salah satu berkah Allah yang terbesar. Ini menunjukkan bahwa rezim Zionis tahu bahwa menyerang Republik Islam Iran adalah mahal baginya, menciptakan biaya untuknya, menciptakan biaya yang besar untuknya.
Dan alhamdulillah hal ini bisa terjadi. Kehormatan itu hanya milik angkatan bersenjata dan rakyat kita tercinta yang telah menciptakan angkatan bersenjata ini dari dalam diri mereka sendiri, melatih mereka, mendukung mereka, dan memperkuat tangan-tangan [kokoh] mereka untuk dapat melaksanakan tugas yang besar ini.
Ucapan selamat kedua terkait dengan kemenangan Iran tercinta kita atas rezim Amerika. Rezim Amerika terlibat dalam perang langsung karena merasa bahwa jika tidak ikut serta, rezim Zionis akan hancur total. Amerika ikut serta dalam perang untuk menyelamatkannya, tetapi tidak mencapai apa pun yang signifikan. Mereka menyerang fasilitas nuklir kita - yang tentu saja, secara independen layak untuk dituntut pidana di pengadilan internasional - tetapi mereka tidak dapat melakukan apa pun yang penting. Presiden Amerika Serikat membesar-besarkan fakta dengan cara yang tidak biasa, dan ternyata jelas bahwa ia membutuhkan usaha ini. Siapa pun yang mendengar kata-kata itu mengerti bahwa ada kebenaran lain di balik lahiriah kata-kata ini. Mereka tidak dapat melakukan apa pun, mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka, dan mereka membesar-besarkan untuk menutupi kebenaran dan merahasiakannya. Di sini juga, Republik Islam menang, dan sebagai balasannya, Republik Islam menampar keras wajah Amerika. Republik Islam menyerang salah satu pangkalan penting Amerika di kawasan, pangkalan Al-Udeid, dan menyebabkan beberapa kerusakan. Orang yang sama yang membesar-besarkan kejadian dalam kasus itu, mencoba mengecilkannya dalam kasus ini, dengan mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa, padahal kejadian besar telah terjadi.
Bahwa Republik Islam memiliki akses ke pusat-pusat penting Amerika di kawasan itu dan dapat mengambil tindakan terhadap mereka kapan saja dianggap perlu, bukanlah insiden kecil, itu adalah insiden besar, dan insiden ini dapat terulang di masa depan. Jika serangan terjadi, biaya bagi musuh dan penyerang pasti akan tinggi.
Ucapan selamat yang ketiga adalah ucapan selamat atas persatuan dan kesatuan yang luar biasa dari bangsa Iran. Alhamdulillah, bangsa dengan populasi sekitar sembilan puluh juta orang ini, bersatu, satu suara, bahu membahu, berdampingan, tanpa ada perbedaan dalam tuntutan dan keinginan yang mereka sampaikan, mereka berdiri, meneriakkan slogan-slogan, berbicara, mendukung perilaku angkatan bersenjata, dan seterusnya akan tetap sama. Bangsa Iran telah menunjukkan kemurahan hatinya, kepribadiannya yang menonjol dan luar biasa dalam hal ini dan menunjukkan bahwa jika diperlukan, akan terdengar satu suara, dan Alhamdulillah, hal ini telah terjadi.
Hal yang ingin saya sampaikan sebagai poin mendasar dari penyampaian saya adalah bahwa Presiden AS mengatakan dalam salah satu pernyataan dan deklarasinya bahwa Iran harus menyerah. "Menyerah"! Ini bukan lagi tentang pengayaan uranium, ini bukan tentang industri nuklir, ini tentang Iran harus menyerah. Tentu saja, ini adalah kata yang terlalu besar untuk diucapkan oleh mulut Presiden AS. Iran dengan kebesarannya, Iran dengan sejarahnya, Iran dengan budayanya, Iran dengan tekad baja nasionalnya, kata "menyerah" untuk negara seperti itu bakal menjadi sumber ejekan bagi mereka yang mengenal bangsa Iran.
Namun pernyataannya mengungkap sebuah kebenaran. Amerika telah terlibat dalam konflik dengan Iran Islam sejak awal revolusi, mereka menyerang, dan setiap kali melakukannya dengan alasan yang berbeda-beda: terkadang dengan alasan hak asasi manusia, terkadang dengan slogan membela demokrasi, di lain kali dengan hak-hak perempuan, sekali dengan alasan pengayaan uranium, di waktu lain dengan prinsip masalah nuklir, begitu juga dengan masalah pembangunan rudal.
Mereka membuat berbagai alasan, tapi inti dari masalah itu tidak lebih dari satu hal, dan itu adalah "Iran Menyerah". Orang-orang sebelumnya tidak mengatakan ini, karena ini tidak dapat diterima. Tidak dapat diterima dalam logika manusia mana pun untuk memberi tahu suatu negara agar menyerah, jadi mereka menyembunyikannya dengan sebutan lain. Orang ini mengungkapkan kebenaran itu, menunjukkannya dan menjelaskan bahwa Amerika hanya akan puas dengan Iran yang menyerah dan tidak boleh kurang dari itu. Dan ini adalah poin penting! Bangsa Iran harus tahu bahwa ini adalah [alasan] konflik dengan Amerika, dan bahwa penghinaan besar terhadap bangsa Iran ini dilakukan oleh Amerika, dan bahwa peristiwa itu tidak akan pernah terjadi lagi. Itu tidak akan pernah terjadi lagi.
Bangsa Iran adalah bangsa yang besar, Iran adalah negara yang kuat dan luas, Iran memiliki peradaban kuno. kekayaan budaya dan peradaban kita ratusan kali lebih besar daripada Amerika dan sejenisnya.
Bagi seseorang yang mengharapkan Iran akan menyerah kepada negara lain adalah salah satu omong kosong palsu yang pasti akan menjadi bahan ejekan oleh orang-orang yang bijak dan berpengetahuan.
Bangsa Iran itu mulia dan akan tetap mulia. Bangsa Iran menang dan akan tetap menang dengan taufik Allah. Dan kita berharap agar Allah SWT senantiasa menjaga bangsa ini di bawah naungan karunia-Nya dengan bermartabat dan terhormat, mengangkat derajat Imam yang agung, dan Imam Mahdi af (jiwa kita sebagaI tebusannya) senang dan ridha kepada bangsa ini, dan semoga pertolongannya menjadi penopang bangsa ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Your Comment